Keramik Masih Menjadi Pilihan Masyarakat Luas
Saat ini keramik masih menjadi pilihan populer penutup lantai dan dinding di kalangan masyarakat, karena dianggap lebih mampu memberikan kesan mewah pada ruang dan mudah dalam perawatannya. Warna, motif dan ukurannya beragam sehingga bisa diselaraskan dengan berbagai macam gaya interior. Bahkan, beberapa produsen keramik secara berkala melansir motif, warna dan ukuran baru. Begitu pula merek dan kualitasnya, di pasaran tersedia mulai dari KW1 sampai KW3, bahkan KW P atau Kwalitas Proyek, sehingga kalangan menengah bawah pun mampu membeli keramik. Bandingkan dengan granit, marmer, homogeneous tile dan lantai kayu (parket) yang hanya terjangkau kalangan atas, karena harganya masih mahal.
Ukuran keramik lebih besar dan presisi sehingga memberi kesan luas pada ruang.
Khusus keramik untuk kalangan menengah atas, kehalusan nat (jarak antara potongan keramik) juga menentukan keindahannya selain warna, motif dan ukuran. Keramik berukuran besar dengan nat yang presisi dan halus akan memberikan kesan ruang lebih luas, megah, mewah dan bersih. Karena itu di segmen ini produsen biasanya menawarkan dua jenis keramik: rectified (cutting) dan non-rectified (uncutting). Rectified adalah keramik yang disisir lagi keempat sisinya setelah tercetak sehingga menjadi lebih flat dan presisi.
Sedangkan unrectified adalah keramik yang langsung dikemas setelah keluar dari cetakan sehingga masih memiliki pinggul. Karena itu saat dipasang nat-nya lebar (minimal 3 mm) dan perlu pengisi nat lebih banyak. Karena nat yang lebar, susunan keramik terkesan kurang apik, terpisah-pisah dan tidak terintegrasi sebagai cover lantai atau dinding. Kesan itu makin kuat kalau bahan pengisi nat agak berbeda dengan warna keramik.
“Sebaliknya keramik rectified dipotong lurus keempat sisinya sehingga lebih siku, presisi dan tidak lagi berpinggul,” kata Welly Santoso, Director Sales & Distribution Platinum Ceramics Industry, produsen keramik Platinum dan Asia Tile. Dengan sisi lebih presisi dan flat, saat dipasang nat-nya menjadi lebih halus dan lurus. “Nat keramik rectified hanya 1 – 2 mm,” kata seorang staf showroom Wisma Sehati (Jakarta), penyedia bahan bangunan impor.
Dipotong mesin
Proses aplikasinya juga menjadi lebih mudah dan penggunaan bahan pengisi nat lebih irit. Jajaran lantai keramik terlihat nyaris tanpa nat sehingga lantai lebih terintegrasi dengan garis tegas dan lurus namun halus. Tampilan lantai seperti itu sangat menunjang estetika ruang pada rumah dengan konsep interior modern yang sekarang digandrungi. Bahkan, pada rumah yang lebih kecil, aplikasi keramik rectified yang umumnya berukuran serba besar (di atas 40 x 40) itu akan memberikan efek ruang yang lebih luas.
Keramik rectified disebut juga keramik cutting karena keempat sisinya dipotong lagi dengan mesin setelah keluar dari cetakan. Pemotongan dengan mesin menjamin tingkat presisi di semua sisi dan sudutnya. Sejak awal proses pencetakan keramik ini juga sudah dibedakan supaya ketika di-cutting benar-benar presisi. Karena dihasilkan melalui “dua kali kerja” dan ukurannya yang serba besar, harga keramik rectified lebih mahal dibanding keramik standar.
Kendati demikian tetap lebih murah dibanding batu alam seperti granit dan marmer serta keramik homogenous yang kesemuanya rectified. Jadi, keramik rectified adalah alternatif keramik penutup lantai dan dinding untuk rumah menengah atas selain marmer, granit dan homogeneous tile. Corak dan warnanya cenderung lebih eksklusif, jarang ditemui pada keramik-keramik standar. Saat ini yang nge-tren keramik rectified dengan warna dan corak bebatuan (natural) seperti abu-abu dan peach.